Pink Hair Girl, Cute

Minggu, 24 Juli 2022

Filosofi Kopi

Hello^^
Kali ini aku ngopinya jauh di kota Yogyakarta. Yak, aku ke Filosofi Kopi yang terkenal itu. Kopi yang sukses berat dengan buku dan filmnya mendongkrak kesuksesan kedai kopinya juga. Setelah film Filosofi Kopi 2 rilis, lahir pulalah kedai Filosofi Kopi Jogja. Identik dengan bangunan joglonya, Filosofi Kopi Jogja juga menyerap unsur budaya lokal.

Pada saat kesana, kedai ini dalam keadaan ramai dan harus mengantri. Padahal belum gelap (kesana sekitar sore harian). Justru suasananya sedang ramai-ramainya dengan remaja-remaja yang lagi nongkrong hehe.

Filosofi Kopi Jogja terdiri dari beberapa bagian. Ada bagian luar yaitu di taman dengan lampu-lampu dan kursi meja santai, ada bagian coffee bar yang di depannya tersedia lesehan, ada beberapa ruangan semi terbuka yang adem untuk duduk sambil ngopi santai. Semua ruangan tanpa mesin pendingin. Terbuka dengan pendingin alami yang sejuk nan asri. Sangkin asri dan damainya aku masih bisa mendengar suara jangkring sayup-sayup dari kejauhan. Persis seperti ngopi di desa.

Saat ke sini aku memerhatikan segalanya yang sempat ditampilkan dalam film. Logo ‘cangkir filosofi’ yang ikonik itu terpampang pada dinding kayu. Seperti menyambut para pendatang dengan senyumnya yang khas. Yang tak kalah unik dari tempat ini adalah lesehan yang berada di depan bar. Bangunan yang hampir mirip rumah adat Jogja Bangsal Kencono ternyata bisa dijadikan kedai kopi yang berciri khas.

Meski menggunakan alat-alat kopi modern seperti mesin kopi Victoria Arduino dan Automatic Grinder Mahlkonig tempat ini tak kehilangan ciri ‘jogja-nya’. Aku memilih duduk di bagian utama kedai berdekatan dengan coffee bar. Untuk memesan kita harus datang ke bar dan suamiku tentu memesan secangkir tubruk dari Kopi Tiwus yang fenomenal itu. Nikmat yang sederhana ini mungkin lahir dari sederhananya cara seduh plus suasana kedainya juga.

Selain kopi tubruk aku juga memesan secangkir ice latte yang ditemani oleh curros yang sepertinya sudah jadi ikon tempat ini juga. Camilan ini memang sepertinya sudah dijodohkan dengan kopi selayaknya Brie dan Ben ya? Jika dinikmati tanpa kopi mungkin kadar enaknya berkurang. Ha-ha-ha. Makan sesuap lalu seruput kopi wuih nggak terbilang lagi nikmatnya.

Harus diketahui Filosofi Kopi Jogja tidak menyediakan makanan berat. Mereka hanya menyediakan aneka menu kopi baik Espresso Base maupun Filter Coffee dan camilan saja. Jadi jika ingin ke sini sebaiknya perut lapar dijinakkan dulu biar nyaman ngopi-ngopi serunya. Sambil menyeruput kopi yang hampir tandas, aku rasanya senang ada konsep kedai kopi terbuka dan berada di bangunan tradisional begini. Seketika berangan-angan jika ada rumah adat lain yang diberdayakan jadi kedai kopi.

Ngopi di Filosofi Kopi Jogja rasanya jauh dari hingar-bingar kekotaan yang berisik. Suara yang paling-paling terdengar adalah suara alat kopi dan obrolan orang-orang sekitar. Oh iya, di sini juga tak ada WiFi. Jadi gunakanlah datamu sendiri atau dengan kata lain ngobrollah dengan orang di sebelah atau di depanmu saja.

Jadi menurutku Filosofi Kopi Jogja ini adalah kedai kopi yang sangat layak disinggahi. Datanglah pada saat weekday biar lebih sepi dan suara-suara alam dari taman yang asri bisa diresapi sambil meneguk kopi. Juga membayangkan Ben, Jodi, Tara dan Brie ada di sini menemani bahagia yang kau sesap sendiri.

Oh ya, Filosofi Kopi Jogja ini terletak di Sariharjo, Ngaglik, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Jam buka mulai pukul 16.00 – 23.00 WIB. Selamat ngopi!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar